- EFEK
DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO
- Aset yang Independen
Misalkan kita mempunyai portofolio dengan N asset yang independen satu
sama lain, risiko asset diukur dengan standar deviasi, misalkan aset tersebut
mempunyai ukuran yang sama satu sama lainnya, sehingga tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
tersebut dan risikonya adalah :
σP2 = (1/N)2σ12 + ... + (1/N)2σN2
σP2 = (1/N)2 (σ12 +
... + σN2 )
E(RP) = tingkat keuntungan yang diharapkan
untuk portofolio
R1 ... N = tingkat keuntungan aset 1 sampai N
σP2 =
varians portofolio atau standar deviasi diakuratkan
σij =
kovarians antara saham i dengan j
N = jumlah aset
Misalkan aset tersebut sama
satu sama lainnya ( identically distributed), sehingga risiko portofolio bisa
dituliskan sebagai berikut :
σP2 = (1/N)2 (Nσ12 )
σP2 = (σ2 / N)
Risiko
portofolio adalah varians aset individual dibagi dengan jumlah aset (N) dalam portofolio. Hasil
tersebut menunjukan bahwa jika N menjadi semakin besar, maka risiko portofolio
akan semakin menurun. Jika N mendekati tidak terhingga, maka risiko portofolio
akan menjadi 0. dengan kata lain, kita punya portofolio dengan tingkat
keuntungan yang pasti.
- ASET YANG TIDAK INDEPENDEN
Tingkat
keuntungan dan risiko bisa dituliskan sebagai berikut :
E(RP) = (1/N)RN
= (R1 + ... + RN)/N
perhatikan
bahwa karena aset-aset tersebut tidak independen satu sama lain, maka ada
kovarians atau korelasi antar aset. Karena itu, term kedua tidak bisa
dihilangkan. Risiko portofolio dalam situasi adalah penjumlahan dari varians
setiap aset dengan kovarians antar aset. Bagan berikut membantu visualisasi
risiko portofolio tersebut.
Formula komponen
risiko portofolio :
σP2 = [ (1/N) σ i2 ] + [((N-1)/N) σ i j]
Jadi jika N
semakin besar (untuk portofolio dengan aset berkorelasi), risiko tersebut tidak
menjadi nol tapi akan mendekati rata-rata kovarians antar saham.
C. RISIKO TOTAL, RISIKO SISTEMATIS, DAN RISIKO
TIDAK SISTEMATIS
Risiko total = Risiko
sistematis + risiko tidak sistematis
Risiko total
dapat semakin dikurangi dengan menambah sejumlah portofolio untuk mengurangi
resiko tidak sistematis (seperti dengan cara diversifikasi), namun ada risiko
yang tetap dan tidak dapat dihilangkan yaitu risiko sistematis (seperti resiko
pasar)
D. DEKOMPOSISI RESIKO TOTAL
σ i2 = βi2
σM + σe2
Risiko
sistematis dan risiko tidak sistematis dihitung melalui regresi dengan model
pasar sebagai berikut:
Ri
= αi + βi RM + ei
Varians error
pada output hasil regresi bisa dipakai sebagai indikator risiko tidak
sistematis
E. PERTIMBANGAN LAIN
Seperti dijelaskan, jika
semakin rendah korelasi antar saham maka resiko portofolio juga semakin rendah.
Namun pada kenyataannya, sulit bagi sebuah perusahaan dalam rangka menstabilkan
pendapatannya untuk melakukan diversifikasi perluasan bisnis yang sektornya
berbeda jauh dari perusahaan tersebut. Oleh karenanya perusahaan dapat
melakukan sinergi melalu beberapa cara antara lain: skala ekonomi dan skop
ekonomi.
D. SKALA EKONOMI
semakin besar ukuran
perusahaan akan beroperasi lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan kecil
bila berada pada daerah inceasing atau constant return to scale. Namun bila
perusahaan tersebut outputnya terlalu besar melebihi kapasitasnya bisa jadi
biaya rata-rata malah meningkat dan mengakibatkan inefisiensi. Untuk
memperkirakan wilayah-wilayah tersebut, dapat menggunakan fungsi produksi:
hQ = f(gL,gK)
bila h = 1
maka output = input (daerah constant return on scale)
bila h <1
maka output < input (daerah decreasing return on scale)
bila h >1
maka output > input (daerah increasing return on scale)
E. SKOP EKONOMI
Skop ekonomi
yang dimaksud adalah sinergi yang bisa diperoleh jika perusahaan memproduksi 2
produk berbeda dengan menggunakan input yang sama dengan demikian dapat
menghemat biaya. Juga dapat menghemat biaya iklan misalnya yang awalnya berbeda
merk dan berbeda perusahaan, 2 perusahaan tersebut harus mengiklankan produknya
secara terpisah, namun bila bergabung menjadi 1 dengan 1 merk, perusahaan
tersebut cukup mengiklankan 1 merknya. Namun bila terlalu banyak produk yang
digabungkan dapat mengakibatkan terjadinya dis-economies of scope sehingga
meningkatkan biaya produksi lebih tinggi dibandingkan jika memproduksi secara
terpisah seperti ini:
AC(1 + 2
+ 3) > AC(1) + AC(2) + AC(3)
Sehingga
produk yang dikerjakan bersama perlu dikurangi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar