Senin, 05 Agustus 2013

Diversifikasi

  1. EFEK DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO
  1. Aset yang Independen
Misalkan kita mempunyai portofolio dengan N asset yang independen satu sama lain, risiko asset diukur dengan standar deviasi, misalkan aset tersebut mempunyai ukuran yang sama satu sama lainnya, sehingga tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio tersebut dan risikonya adalah :
σP= (1/N)2σ1+ ... + (1/N)2σN2     
σP= (1/N)(σ1+ ... + σN2 )
E(RP)         = tingkat keuntungan yang diharapkan untuk portofolio
R1 ... N     = tingkat keuntungan aset 1 sampai N
σP2            = varians portofolio atau standar deviasi diakuratkan
σij               = kovarians antara saham i dengan j
N               = jumlah aset
Misalkan aset tersebut sama satu sama lainnya ( identically distributed), sehingga risiko portofolio bisa dituliskan sebagai berikut :
σP= (1/N)(Nσ12 )
σP2 = (σ2 / N)
Risiko portofolio adalah varians aset individual dibagi dengan  jumlah aset (N) dalam portofolio. Hasil tersebut menunjukan bahwa jika N menjadi semakin besar, maka risiko portofolio akan semakin menurun. Jika N mendekati tidak terhingga, maka risiko portofolio akan menjadi 0. dengan kata lain, kita punya portofolio dengan tingkat keuntungan yang pasti.
  1. ASET YANG TIDAK INDEPENDEN
Tingkat keuntungan dan risiko bisa dituliskan sebagai berikut :
E(RP)      = (1/N)RN
                = (R1 + ... + RN)/N
perhatikan bahwa karena aset-aset tersebut tidak independen satu sama lain, maka ada kovarians atau korelasi antar aset. Karena itu, term kedua tidak bisa dihilangkan. Risiko portofolio dalam situasi adalah penjumlahan dari varians setiap aset dengan kovarians antar aset. Bagan berikut membantu visualisasi risiko portofolio tersebut.
Formula komponen risiko portofolio :
σP2 = [ (1/N) σ i2 ] + [((N-1)/N) σ i j]
Jadi jika N semakin besar (untuk portofolio dengan aset berkorelasi), risiko tersebut tidak menjadi nol tapi akan mendekati rata-rata kovarians antar saham.
C. RISIKO TOTAL, RISIKO SISTEMATIS, DAN RISIKO TIDAK SISTEMATIS
Risiko total = Risiko sistematis + risiko tidak sistematis
Risiko total dapat semakin dikurangi dengan menambah sejumlah portofolio untuk mengurangi resiko tidak sistematis (seperti dengan cara diversifikasi), namun ada risiko yang tetap dan tidak dapat dihilangkan yaitu risiko sistematis (seperti resiko pasar)
D. DEKOMPOSISI RESIKO TOTAL
σ i2 = βi2 σM + σe2
Risiko sistematis dan risiko tidak sistematis dihitung melalui regresi dengan model pasar sebagai berikut:
Ri = αi + βi RM + ei
Varians error pada output hasil regresi bisa dipakai sebagai indikator risiko tidak sistematis
E. PERTIMBANGAN LAIN
Seperti dijelaskan, jika semakin rendah korelasi antar saham maka resiko portofolio juga semakin rendah. Namun pada kenyataannya, sulit bagi sebuah perusahaan dalam rangka menstabilkan pendapatannya untuk melakukan diversifikasi perluasan bisnis yang sektornya berbeda jauh dari perusahaan tersebut. Oleh karenanya perusahaan dapat melakukan sinergi melalu beberapa cara antara lain: skala ekonomi dan skop ekonomi.
D. SKALA EKONOMI
 semakin besar ukuran perusahaan akan beroperasi lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan kecil bila berada pada daerah inceasing atau constant return to scale. Namun bila perusahaan tersebut outputnya terlalu besar melebihi kapasitasnya bisa jadi biaya rata-rata malah meningkat dan mengakibatkan inefisiensi. Untuk memperkirakan wilayah-wilayah tersebut, dapat menggunakan fungsi produksi:
hQ = f(gL,gK)
bila h = 1 maka output = input (daerah constant return on scale)
bila h <1 maka output < input (daerah decreasing return on scale)
bila h >1 maka output > input (daerah increasing return on scale)
E. SKOP EKONOMI
Skop ekonomi yang dimaksud adalah sinergi yang bisa diperoleh jika perusahaan memproduksi 2 produk berbeda dengan menggunakan input yang sama dengan demikian dapat menghemat biaya. Juga dapat menghemat biaya iklan misalnya yang awalnya berbeda merk dan berbeda perusahaan, 2 perusahaan tersebut harus mengiklankan produknya secara terpisah, namun bila bergabung menjadi 1 dengan 1 merk, perusahaan tersebut cukup mengiklankan 1 merknya. Namun bila terlalu banyak produk yang digabungkan dapat mengakibatkan terjadinya dis-economies of scope sehingga meningkatkan biaya produksi lebih tinggi dibandingkan jika memproduksi secara terpisah seperti ini:
AC(1 + 2 + 3) > AC(1) + AC(2) + AC(3)

Sehingga produk yang dikerjakan bersama perlu dikurangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar