Minggu, 04 Agustus 2013

Manfaat Pelatihan untuk Karyawan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sebelum kita menguraikan tentang pelatihan, terlebih dahulu akan di uraikan mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), hal ini dianggap penting karena pelatihan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Manajemen Sumber Daya Manusia dan merupakan fungsi operasional.

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan personil bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional dan internasional. (Moses, 1989 : 146)

Fungsi utama dari MSDM adalah untuk mengelola unsur manusia seefektif mungkin agar diperolehlah suatu satuan tenaga kerja yang puas dan memuaskan. MSDM juga merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Kita dapat melihat tiga aspek utama dari MSDM, yaitu : (Tulus, 1992 : 3)

1.      Fungsi manajerial yang terdiri atas :
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Pengarahan
d.      Pengendalian

2.      Fungsi operasioanal yang terdiri atas :
a.       Pengadaan
b.      Pengembangan
c.       Kompensasi
d.      Pengitegrasian
e.       Pemeliharaan
f.       Pemutusan hubungan kerja

3.      Peranan atau kedudukan dalam pencapaian tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.

Di dalam fungsi MSDM ini khususnya Pengadaan dan Pengembangan terdapat proses yang berguna untuk membiasakan diri dalam beradaptasi dan mengembangkan serta meningkatkan kemampuan diri, yaitu proses pelatihan.

2.2. Pengertian Pelatihan

Pelatihan merupakan proses pembelajaran yang melibatkan perolehan keahlian, konsep, peraturan atau sikap untuk meningkatkan kinerja karyawan. Menurut Pasal 1 ayat 9 Undang-undang No. 13 Tahun 2003, pelatihan tenaga kerja adalah keseluruhan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.

Program pelatihan berusaha mengajarkan kepada para peserta bagaimana menunaikan aktivitas atau pekerjaan tertentu. Menurut Mathis dan Jackson, pelatihan merupakan sebuah proses dimana orang-orang mencapai tujuan organisasi (Mathis dan Jackson, 2002 : 5). Pelatihan juga dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.




2.3.Manfaat Pelatihan

Pelatihan mempunyai andil besar dalam menentukan ektivitas dan efisiensi organisasi. Beberapa manfaat nyata yang ada di dalam program pelatihan ini adalah : (Kenney, 1990 dan Amstrong)

1.      Meningkatkan kuantitas dan kualitas
Pelatihan memungkinkan pemenuhan tuntutan-tuntutan kerja, dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan bearti memungkinkan karyawan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas output dengan adanya pengurangan kesalahan dan pemborosan. Peningkatan dasar keterampilan karyawan bisa memperkaya pekerjaan yang menguntungkan keryawan maupun organisasi.
2.      Membantu tugas manajer
Ketika hasil penelitian menunjang kompetensi yang lebih besar dalam pelaksanaan tugas oleh para bawahan, hal itu melepaskan manajer dari tugas untuk mengoreksi dan membenahi.
3.      Memperkenalkan metode kerja dan menciptakan sikap karyawan.
      Pelatihan adalah proses yang tidak ternilai ketika organisasi ingin memperkenalkan metode-metode kerja yang fleksibel dan ingin menciptakan sikap-sikap karyawan yang sesuai untuk menghadapi perubahan. Pelatihan bisa digunakan sebagai pembangun ketika para karyawan dibantu untuk memahami mengapa perubahan itu perlu, bagaimana mereka memperoleh keuntungan darinya, dan kapan mereka diberi keterampilan untuk berpartisipasi dalam implementasi perubahan itu.



4.      Hubungan masyarakat
      Pelatihan penting dalam hubungan masyrakat yaitu antara karyawan satu dengan karyawan lainnya saling mengenal dan saling bekerjasama dalam pekerjaan.
5.      Memiliki pengaruh baik untuk staf baru
      Pelatihan mempunyai pengaruh yang baik pada pergantian staf untuk dapat mengenali kemampuan yang karyawan itu punya  dan akan lebih mematangkan kemampuan yang karyawan itu punya.
6.      Meningkatkan motivasi karyawan
      Pengaruh motivasional pelatihan terwujud ketika staf merasa mendapat pengakuan saat dikirimkan ke kursus pelatihan, dan setelah dilatih mereka termotivasi untuk memperoleh keterampilan-keterampilanbaru, khususnya bila penguasa dan penggunaan keterampilan itu kemudian diikuti dengan penghargaan atau imbalan.
7.      Meningkatkan identifikasi terhadap organisasi
      Identifikasi terhadap organisasi dapat dipelihara ketika pengertian yang lebih baik akan pernytaan-pernyataan misi dan tujuan perusahaan dicapai lewat program pelatihan.

2.4.Tujuan Pelatihan

Tujuan-tujuan pelatihan pada intinya dapat dikelompokkan kedalam lima bidang yaitu : (Gomes, 2002 : 197-198)

1.        Membuat karyawan menjadi lebih terampil.
2.        Membuat karyawan menjadi lebih produktif.
3.        Memperbaiki kepuasan kerja .
4.        Membuat karyawan dalam meningkatakan kecakapan dalam pekerjaannya,
2.5.Jenis-jenis Pelatihan

Terdapat banyak pendekatan untuk pelatihan. Jenis-jenis pelatihan yang dapat diselenggarakan di dalam organisasi : pelatihan keahlian, pelatihan ulang, pelatihan fungsional silang, pemilihan tim dan pelatihan kreativitas (Simamora, 2003 : 278-279)

1.      Pelatihan Keahlian
Pelatihan keahlian merupakan pelatihan yang sering dijumpai di dalam organisasi. Program pelatihannya relatif sederhana : kebutuhan atau kekurangan diidentifikasi melalui  penilaian yang jeli. Kriteria penilaian juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penialian.

2.      Pelatihan Ulang
Pelatihan ulang adalah subset pelatihan keahlian. Pelatihan ulang berupaya untuk memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Umpamanya, karyawan-karyawan yang selama ini memakai mesin  produksi konvesional mungkin harus dilatih ulang untuk mesin produksi yang terkomputerisasi.

3.      Pelatihan Fungsional Silang
Pelatihan ini ditujukan untuk pelatihan karyawan agar melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dari pekerjaan yang ditugaskan. Ada banyak pendekatan untuk pelatihan lintas fungsional, sebagai contoh :
a.       Rotasi pekerjaan dapat digunakan untuk memberikan suatu perspektif yang lebih luas kepada manager dalam satu bidang fungsional.

b.      Departemen-departemen dapat saling bertukar karyawannya untuk periode waktu tertentu sehingga setiap karyawan mengembangkan suatu pemahaman mengenai aktivitas departemen lainnya.

c.       Pelatih adalah kolega kerja, karyawan-karyawan berprestasi yang bertindak sebagaui internal on-the-job trainers dapat menolong para karyawan mengembangkan keahlian aktivitas kerja lainnya.

4.      Pelatihan Tim
Pelatihan tim saat ini terdapat tekanan yang menguat terhadap kinerja tim. Tim manajemen, tim riset, dan satuan tugas temporer merupakan karakteristik yang lazim di banyak organisasi. Tim adalah sekelompok individu yang bekerja sama demi tujuan bersama, tujuan bersasma inilah yang sesungguhnya menentukan sebuah tim, dan seandainya anggota tim mempunyai tujuan-tujuan yang bertentangan atau konflik, efisiensi seluruh unit dapat terganggu.

5.      Pelatihan Kreativitas
Pelatihan kreativitas berlandaskan pada asumsi bahwa kreativitas dapat dipelajari. Ada beberapa cara untuk mengajarkan kreativitas, yang semuanya berusaha membantu orang-orang dalam memecahkan masalah dengan kiat baru. Salah satu ancangan yang lazim diterapkan adalah brainstorming, di mana para partisipan diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin. Setelah gagasan dianggap cukup banyak para partisipan diminta memberikan penilaian rasional dari segi biaya dan kelaikan. Kreativitas biasanya dianggap mempunyai dua tahap yaitu imajinatif dan praktis. Teknik brainstroming yang diikuti oleh pertimbangan rasional dari opsi-opsi yang dihasilkannya memenuhi kedua tahap tersebut.

2.6.Metode Pelatihan

Klasifikasi berdasarkan tempat  (Tulus, 1992 : 103-105)
a.      Metode on-site
b.      Metode iff-site

Suatu pelatihan yang diberikan pada saat dan situasi kerja sehari-hari. Ada berbagai variasi prosedur dalam pelaksanaan metode ini, antara lain on the job training, apprenticeship, dll. Ciri utama metode on-site adalah bahwa peserta melakukan aktivitas belajar sambil bekerja, sehingga mereka itu dapat memproleh umpan balik langsung tentang ketetapan tingkah laku mereka, baik dari prestasi kerjanya itu sendiri maupun dari rekan kerja atau pembimbingnya

Pada dasarnya metode on-site tidak jauh berbeda dengan metode off-site dalam hal cara penyampaian materi pelatihan. Pada metode on-site karyawan yang telah berpengalaman diminta untuk mengajarkan pekerjaannya kepada karyawan yang masih baru.

Perbedaan on-site dan off-site :
1.      Metode on-site dilaksanakan dalam aktivitas sehari-hari dari instansi yang bersangkutan.
2.      Instruktur pada metode in-site biasanya adalah karyawan organisasi yang bersangkutan.
3.      Metode on-site terutama diterapkan untuk memberian orientasi dan sosialisasi kepada karyawan baru dan juga untuk pengenalan peralatan dan lingkup kerja baru.
4.      Metode on-site dapat dipergunakan untuk meningkatkan motivasi kerja secara langsung.
5.      Metode on-site secara otomatis relatif memiliki positive transfer of training yang cukup tinggi.

6.      Dari segi ekonomis biaya pelatihan on-site relatif lebih kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar